Tuesday, March 15, 2016

Artikel Proposal Manajemen Pemasaran

Posted by: Koto fotography 15

Contoh proposal MANAJEMEN PEMASARAN



PROPOSAL
PENGARUH PELAYANAN PRIMA PADA BAGIAN FRONT LINAR TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN ”
( Study Kasus Pada PT BPR Swadaya Anak Nagari )



Oleh :
SUKOTO
BP. 111.2150
DOSEN PEMBIMBING :
MEGA USVITA,SE. MSi

PROGRAM STUDI MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
YAYASAN PENDIDIKAN PASAMAN ( YAPPAS)
2014



DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang Masalah
1.2  Identifikasi Masalah
1.3  Batasan Masalah
1.4  Rumusan Masalah
1.5  Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.6   Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
            2.1 Defenisi Bank
            2.2 Defenisi Kepuasan Pelanggan
2.3 Defenisi Pelayanan Prima
2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu
2.5 Kerangka Konseptual
2.6 Hipotisis Penelitian
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
3.2 Populasi dan Sampel
3.3 Teknik Pengumpulan Data
3.4 Defenisi Operasional
3.5 Teknik Analisa Data
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Persaingan didunia usaha keuangan terutama perbankan membawa berbagai cara perusahaan yang bergerak dibidnag keuangan ini berlomba-lomba menciptakan cara dan iklim yang dapat merebut perhatian dan kepercayaan para calon nasabah, yang merupakan sumber dari dana yang akan digunakan untuk usaha, dari mulai menyediakan berbagai macam jasa layanan keuangan sampai kedalam bentuk servis pelayanan yang ditingkatkan agar menimbulkan kesan dihati para nasabah agar para nasabah tidak berpaling ke Bank lain.
Salah satu Bank yang berada di Kabupaten Pasaman adalah PT BPR Swadaya Anak Nagari  ( SAN ) yang merupakan Bank yang lahir dari para anak nagari Bandarejo yang sudah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat di Kabupaten Pasaman Barat. Bank ini memberikan jasa keuangan untuk masyarakat dengan ruang lingkup ekonomi menengah kebawah,sesuai dengan fungsinya bahwa Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang,dan memberikan pelayanan jasa keuangan. Kata bank berasal dari bahasa Italiabanca berarti tempat penukaran uang. Sedangkan menurut undang-undang perbankan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.Menurut UU RI No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana,menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya.
Dewasa ini dalam kegiatan pelayanan dikenal istilah pelayanan prima, yang artinya adalah kepedulian kepada nasabah dengan memberikan layanan terbaik untuk memfasilitasi kemudahan pemenuhan kebutuhan dari mewujudkan kepuasannya, agar mereka selalu royal kepada perusahaan. (Barata,2004:27). Dalam memberikan pelayanan yang prima sebagai usaha untuk mencapai kepuasan nasabah, pihak perbankaan dapat berpedoman pada variabel pelayanan prima yang dijelaskan oleh Atep Adya Barata (2004:31). Variabel Pelayanan Prima tersebut ialah
  1. Kemampuan (Ability)
  2. Sikap (Attitude)
  3. Penampilan (Appearance)
  4. Perhatian (Attention)
  5. Tindakan (Action)
  6. Tanggung jawab (Accounttability)
Dalam kegiatan operasionalnya BPR Swadaya Anak Nagari dituntut untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanannya agar nasabah tidak merasa kecewa. Peningkatan pelayanan yang diberikan kepada nasabah adalah pada bagian front liner, yang terdiri dari teller, customer service dan security. Hal tersebut disebabkan karena nasabah memiliki frekuensi berinteraksi yang cukup tinggi dengan ketiga bagian tersebut.
Dalam sebuah industri perbankan, PT BPR Swadaya Anak Nagari  harus benar-benar mengetahui dan memahami mengenai perilaku para nasabah, tentang apa yang dibutuhkan dan apa yang diinginkan. Disamping hal tersebut pihak perbankan harus mampu menganalisis variabel-variabel dari pelayanan prima yang nantinya akan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pelanggan. Jasa pelayanan yang diberikan oleh pihak bank belum cukup hanya sekedar sikap dan tingkah laku para karyawan dalam menghadapi nasabah, tetapi juga harus mencakup variabel pelayanan prima yang terdiri dari beberapa variabel antara lain, kemampuan, sikap, penampilan, perhatian, tindakan, tanggung jawab.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul mengenai “Pengaruh Pelayanan Prima Pada Bagian Front Liner Terhadap Kepuasan Pelanggan PT BPR Swadaya Anak Nagari “

1.2  Identifikasi Masalah
Dalam mengidentifikasi masalah dari uraian diatas, maka penulis dapat menjabarkannya sebagai berikut:
1.      Sanggupkah PT BPR Swadaya Anak Nagari  Bandarejo mengatasi persaingan dengan Bank lain yang ada di kabupaten Pasaman Barat.
2.      PT BPR Swadaya Anak Nagari Bandarejo  masih perlu memperhatikan cara – cara untuk mempertahankan nasabahnya.
3.      Pelayanan Prima di PT BPR Swadaya Anak Nagari Bandarejo masih harus ditingkatkan.
4.      Pelayanan Prima di PT BPR Swadaya Anak Nagri Bandarejo mesti dipusatkan pada bagian Front Liner.

1.3  Batasan Masalah
Dari identifikasi masalah diatas mengingat tingkat interaksi yang tinggi dari nasabah kepada bank yang pertama pada bagian Front Liner maka penulis mambatasi masalah pada peningkatan Pelayanan Prima pada bagian Front Liner di PT BPR Swadaya Anak Nagari Bandarejo.
1.4  Perumusan Masalah
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka rumusan masalah dikemukakan sebagai berikut :
1.      Apakah pelayanan prima pada bagian front liner berpengaruh terhadap kepuasan nasabahPT BPR Swadaya Anak Nagari Bandarejo Pasaman Barat secara signifikan ?
1.5  Tujuan dan Manfaat Penelitian
a.      Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui apakah Pelayanan Prima pada bagian front liner berpengaruh terhadap kepuasan nasabah pada PT.BPR Swadaya Anak Nagari Bandarejo.



b.      Manfaat penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut:
1.      Manfaat Teoritis
Adapun manfaaat secara teoritis yang dapat diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut:
1)      Untuk mengembangkan ilmu dibidang manajemen pemasaran terutama hal-hal yang diperhatikan untuk manciptakan kepuasan nasabah
2)      Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan ilmiah yang dapat berguna untuk bahan kajian atau informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan
2.      Manfaat Praktis
Adapun manfaat secara praktis yang dapat diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut:
1)      Bagi Peneliti
Untuk penulis, selain untuk bahan mid semester juga untuk media pengembangan ilmu pengetahuan, terutama mengenai pemahaman mengenai salah satu penunjang keberhasilan perusahaan perbankan  dalam mempertahankan nasabahnya.
2)      Bagi Pembaca
Untuk pembaca, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan prima pada                                    PT. BPR Swadaya Anak Nagari Bandarejo sehingga menimbulkan manfaat
3)      Bagi Sekolah Tinggi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan menambah referensi buku di perpustakaan Sekolah Tinggi
4)      Bagi Perusahaan
Sebagai sumbangan pemikiran bagi pengambil keputusan di PT. BPR Swadaya Anak Nagari Bandarejo dalam meningkatkan kinerja karyawan yang berhubungan dengan Front Linar dalam rangka mempertahankan nasabah.

1.6  Sistematika Penulisa
Dalam penulisan proposal ini penulis membagi beberapa bab, yaitu :
Bab I
Merupakan pendahuluan yang meliput latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah tujuan dan manfaat penelitian, sistematika penulisan.
Bab II
Merupakan landasan teori yang menguraikan tentang landasan toeri kepuasan kerja karyawan, pendidikan , pengembangan karier. Tinjauan penelitian terdahulu, kerang konseptual dan Hipotesis penelitian
Bab III
Merupakan uraian tentang metode penelitian tentang objek penelitian, populasi dan stempel, teknik pengumpulan data, defenisi operasional PT BPR Swadaya Anak Nagari Bandarejo Pasaman Barat dan teknik analisa data.








BAB II
LANDASAN TEORI
2.1  Defenisi
A.    Pengertian Bank
Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memilikikelebihan dana
(surplus unit) dengan pihak yang memerlukan dana, sertasebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.
Pengertian bank menurut Undang-Undang RI No. 10 tahun 1998 tentangperbankan : ”Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya pada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”Berdasarkan definisi mengenai bank, maka dapat dinyatakan fungsi bank adalah sebagai berikut :
1.Penghimpun dana masyarakat,
2.Sebagai lembaga pemberi kredit,
3.Sebagai lembaga yang melayani transaksi perdagangan dan pembayaran uang.
B.     Karakteristik JasaBank
Philip Kotler dan A.B. Susanto (2001) menyebutkan bahwa jasa memiliki beberapa karakteristik, yaitu :
1.Tidak Berwujud
Jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, diraba, didengar, dicium,sebelum jasa itu dibeli. Untuk mengurangi ketidakpastian, pembeli akan mencari tanda atau bukti dari
kualitas jasa. Mereka akan menarik kesimpulan mengenai kualitas jasa dari tempat, orang, peralatan, alat komunikasi, symbol, dan harga yang mereka lihat. Oleh karena itu, tugas penyedia jasa adalah mengelola bukti itu untuk mewujudkan yang tidak berwujud.
2.Tidak Dapat Dipisahkan
Pada umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Tidak seperti barang fisik yang diproduksi, disimpandalam persediaan, didistribusikan lewat berbagai penjual, dan kemudian baru dikonsumsi. Jika jasa itu dikonsumsi oleh
orang, maka penyedianya adalah bagian dari jasa. Tidak dapat dipisahkan, karena
nasabah juga harus berada selama produksi jasa itu dilakukan, interaksi penyedia jasa dank klien adalah ciri khusus dari pemasaran jasa dan keduanya sangat berpengaruh terhadap hasil jasa.Tidak terpisahkan juga berarti bahwa jasa secara umum tidak diproduksi pada suatu tempat yang terpusat dan dikonsumsi pada lokasi yang berbeda, seperti yang terjadi pada barang. Jasa juga tidak dapat dipisahkan dari penyedia jasa. Sehingga, kualitas jasa yangdiberikan tergantung pada kualitas para pegawai yang bersangkutan.
3.      Variabilitas
Jasa sangat bervariasi, karena jasa tergantung pada siapa yangmenyediakan dan kapan serta di mana jasa itu dilakukan. Perusahaan jasa dapat mengambil tiga langkah ke arah kontrol kualitas. Pertama,dengan investasi dalam seleksi dan pelatihan karyawan yang baik. Langkah kedua, menstandarisasi proses pelaksanaan jasa di seluruh organisasi. Langkah ketiga, dengan memonitor kepuasan pelanggan lewat sistem saran dan keluhan,survey pelanggan, sehingga pelayanan
yang kurang dapat dideteksi dan diperbaiki.
4.      Tidak Tahan Lama
Jasa itu tidak disimpan, dimasukkan dalam gudang, ataudijadikan persediaan. Tidak tahan lamanya jasa tidak menjadi masalah apabila permintaan tetap karena mudah mengatur staf untuk melakukan jasa itu terlebih dahulu. Jika permintaan berfluktuasi,
perusahaan jasa menghadapi masalah rumit. Contohnya, perusahaan transportasi umum harus memilki lebih banyak kendaraan karena permintaan pada jam-jam sibuk, dari pada jika permintaan samasepanjang hari.Satu tantangan terpenting dalam industry jasa adalah menyesuaikan antara permintaan dan penawaran. Filosofinya adalah sedikit pendapatan lebih baik dari pada tidak sama sekali, sehingga sering kita menjumpai adanya diskon harga untuk periode tertentuselama masih dalam keadaan sepi, hal ini digunakan untuk menarik konsumen selama periode bukan puncak.

2.2.Kepuasan Pelanggan
Kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan  adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian atau diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja actual produk yang dirasakan setelah pemakaian. Sementara itu Kotler (2001), berpendapat bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya.
Dalam era perdagangan bebas setiap perusahaan menghadapi persaingan yang ketat. Meningkatnya intensitas persaingan dan jumlah pesaing menuntut perusahaan untuk selalu memperhatikan kebutuhan dankeinginan konsumen serta berusaha memenuhi harapan konsumen dengan cara memberikan pelayanan yang lebih memuaskan daripada yang dilakukan oleh pesaing. Dengan demikian, hanya perusahaan yang berkualitas yang dapat bersaing dan menguasai pasar. Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan pelanggan serta kebutuhan mereka. Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan di mana perusahaan memaksimumkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan meminimumkan pengalaman pelanggan yang kurang menyenangkan (Tjiptono, 2002).
Kepuasan pelanggan merupakan respons pelanggan terhadap ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja actual yang dirasakannya setelah pemakaian (Rangkuti, 2002). Kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh persepsi kualitas jasa, kualitas produk, harga dan faktor faktor yang bersifat pribadi serta yang bersifat situasi sesaat. Salah satu faktor yang menentukan kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan mengenai kualitas jasa yang berfokus pada lima dimensi kualitas jasa, yaitu: bukti fisik (tangibles), keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance) , empati (empathy).
Heri Sulistyo (2008) mendefinisikan kepuasan sebagai tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja dengan harapannya. Berdasarkan definisi di atas, jika pelanggan merasakan bahwa kinerja pelayanan lebih rendah dari yang diharapkan maka pelanggan dapat  dikategorikan kecewa. Sementara itu, jika kinerja layanan sama dengan yang diharapkan maka pelanggan dikategorikan puas. Di sisi lain, jika
kinerja layanan dirasakan oleh pelanggan melebihi harapannya maka pelanggan dikategorikan sangat puas. Sejalan dengan hal di atas,(Tjiptonodalam Heri Sulistyo, 2001) menjelaskan terdapat tiga level utama harapan pelanggan. Tiga level tersebut antara lain :
1.      Harapan pelanggan paling sederhana adalah asumsi must have atau it for granted
Misalnya, seorang nasabah hanya berharap dapat  menabung dan meminjam uang dengan aman, tanpa harapan lain.
2.      Pemenuhan harapan terdapat kualifIkasi tertentu. Suatu standar umum  digunakan oleh konsumen dalam memaknai harapannya.
3.      Penuntutan suatu kesenangan (delightfulness) atau baiknya jasa yang diberikan, sehingga membuat nasabah merasa tertarik

2.3 Definisi Pelayanan Prima
Pelayanan mengandung pengertian usaha untuk melayani kebutuhanorang lain. Layanan(Sutopo dan Suryantodalam Heri Sulistyo, 2008)adalah sebagai kegiatan yang ditawarkan oleh organisasi atau perorangan kepada konsumen yang tidak berwujud (intangible).Dalam persaingan yangsemakin ketat ini, pelayanan menjadi salah satu komoditas yang berpotensimenjadi keunggulan kompetitif suatu bank. Meskipun dalam operasionalnya pelayanan memiliki standar pelayanan tertentu untuk mengukur mutu pelayanan.
Dalam definisi lebih lanjut,(Sutopo dan SuryantodalamHeriSulistyo, 2008) mendefinisikan pelayanan prima(Excellent Service) sebagaipelayanan yang terbaik. Pelayanan yang terbaik sifatnya dapat dibandingkan dengan yang lain. Oleh karena itu, pelayanan dalam implementasinya memiliki standar pelayanan.
Pelayanan secara umum menurut (Gonroos dalam Heri Sulistyo,2008) dapatdibedakan menjadi 3 bagian utama yaitu:
1.      Pelayanan inti,
2.      pelayanan fasilitas, dan
3.      pelayanan pendukung.

Pelayanan inti merupakan pelayanan terhadap layanan utama yang ditawarkan perusahaan (bank). Pelayanan fasilitas adalah pelayanan yang bersifat menfasilitasi proseslayanan utama. Sedangkan pelayanan pendukung merupakan pelayanan yang bersifat inovatif sebagai pendukung layanan utama.
A.Tujuan Pelayanan Prima
Pelayanan prima itu sendiri bertujuan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan yang bermuara pada peningkatan keuntungan perusahaan. Selain itu, pelayanan prima juga bermanfaat untuk meningkatkan awareness kepekaan konsumen terhadap suatu layanan (jasa). Kepekaan konsumen tersebut diperoleh dari lekatnya karakteristik pelayanan yang diberikan oleh bank.Saat ini, pemangku kepentingan yang bervariasi disertai dengan pengaruhnya satu dengan yang lain telah mendorong perusahaan untuk meningkatkan mutu pelayanannya. Selain didorong oleh kompetisi dan pencitraan oleh konsumen, standar mutu pelayanan bermanfaat memberikanindikator bagi konsumen untuk menilai kualitas suatu pelayanan prima.Untuk itu,diperlukankomitmen yang kuat dari segala pihak dalammengimplementasikan pelayanan prima tersebut.

Heri Sulistyo (2008) menyebutkan adabeberapa komitmen yang diperlukan dalam proses pelayanan prima :
1.Kejelasan
Kejelasan prosedur merupakan salah satu aspek penting dari komitmen implementasi pelayanan prima dalam suatu bank. Prinsip ini sejalan dengan prinsip Transparansi pada tata kelola perbankanyang baik (Good Banking Governance). Kejelasanprosedur dapatdilakukan dengan sosialisasi prosedur kepada para pemangku
kepentingan.
2.Konsistensi
Sejalan dengan konsepGBG, pelayanan yang dilakukan olehbanker harus dijalankan secara konsisten sesuaistandar mutupelayanan yang berlaku. Konsep kewajaran dan kesetaraan dalam pelayanan merupakan poin penting upaya konsistensi pelayanan prima.
3.Komunikasi
Komunikasi antara bankir dan pemangku kepentingan harus dilakukan secara transparan. Hal tersebut dapat membantu pencitraanmasyarakat terhadap kualitas pelayanan.
B.Dimensi Pelayanan Prima
Kesadaran dan pemahaman yang mendalam terhadap permasalahan kualitaspelayanan masyarakat sangat menentukan kinerja pelayanan yang berfokus pada pelanggan. Untuk memperbaiki kualitas pelayanan masyarakat, sangat penting untuk dipahami dimensi-dimensi yang harusdiutamakan dalam peningkatan kualitas pelayanan.

Gaspersz dalam Heri Sulistyo (1997) menyebutkan pihak perbankaanhendaknya memperhatikan beberapa dimensi yang layak diperhatikan dalammeningkatkan penerapan kualitas pelayanan prima. Beberapa dimensi tersebut antara lain :
1.    Ketepatan waktu pelayanan
Yaitu berkaitan dengan waktu tunggu dan waktu proses. Dalam melayani nasabah, seorang pegawai bank dituntut untuk cekatandalam bekerja, mulai dari persiapan awal, melayani setiap nasabah dengan cepat dan tepat, hingga selesai. Jangan membiarkan nasabah menunggu tanpa adanya suatu alasan yang jelas, hal tersebut akan menyebabkan nasabah berpersepsi negatife dalam hal kualitaspelayanan.
2.    Akurasi pelayanan
Berkaitan dengan reliabilitas pelayanan, yaitu berkaitan dengan keandalan atau kemampuan perusahaan atau dalam hal ini adalah bank untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang diajnjikan secara akurat dan terpercaya, sehingga diharapkan akan terhindar dari kesalahan.
3.    Kesopanan dan Keramahan
Dalam melayani nasabah hendaknya selalu bersikap sopan dan hormat, karena dengan demikian maka nasabah akan merasa lebih dihargai. Selain itu dalam bersikap, berbicara, dan melayani nasabahselalu lemah lembut dan ramah tamah, sehingga dapat menarik minat tamu dan nasabah merasa betah berhubungan dengan pihak bank.
4.    Tanggung Jawab
Dalam hal ini, pegawai harus mematuhi segala ketentuan yang berlaku. Selain itu, pegawai mempunyai rasa tanggung jawab terhadappekerjaannya dari mulai  menerima nasabah sampai nasabah merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan. Jangan sampai nasabah merasa kecewa karena kelalaian pegawai, misalnya melayani nasabah sambil mengobrol dengan pegawai lain, hal tersebut dapat menjadikan pandangan yang negatife bagi nasabah terhadap pelyanan yang diberikan.
5.      Kelengkapan
Kelengkapan dalam hal ini, yaitu dalam ketersediaan sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses pelayanan, sehingga dalam proses pelayanan dapat berjalan dengan maksimal sesuai dengan harapan nasabah.
6.      Kemudahan Mendapatkan Pelayanan,
Dalam hal ini meliputi kemudahan untuk dihubungi dan ditemui,yang berarti lokasi yang mudah dijangkau, waktu tunggu yang tidak terlalu lama, dan saluran komunikasi
yang mudah dihubungi.
7.         Variasi Pelayanan
Variasi model pelayanan berkaitan dengan inovasi untukmemberikan pola-pola baru pelayanan, misalnya berinisitaif melakukan penyempurnaan, dan berorientasi menciptakan nilai tambah.
8.      Kenyamanan
Dalam melayani hendaknya pegawai berperilaku baik, misalnyadengan sikap ramah, simpatik, sopan, dan menghindari tindakan yang dapat membuat nasabah merasa tidak nyaman saat pelayanan berlangsung. Misalnya, dalam melayani memperlihatkan raut muka cemberut, nada bicara yang kerasdan kasar, penampilan yangsembarangan dan hal–hal lain yang dapat mengganggu kenyamanannasabah. Sedapat mungkin menciptakan suasana yang kondusif agar tercipta suasana yang tenang dan nyaman.

9.      Pelayanan Pribadi
Berkaitan dengan fleksibilitas pelayanan,dalam hal ini pegawaisenantiasa memberikan pengertian dan sifat suka mengalah kepada nasabah. Misalnya, dilarang untuk berdebat dengan nasabah atau berusaha menyanggah pendapat nasabah secara kasar dan tidak sopan, saat nasabah berbicara dengarkan baik–baik dan beri perhatian penuh, perhatikan dan berilah tanggapan yang dapat membantu nasabah
untuk memperoleh apa yang diinginkan.
10.  Atribut Pendukung dasar, seperti lingkungan yang bersih dan rapi, ruang tunggu yang nyaman, AC dan lain sebagainya
.
2.4  Kajian Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang menjadi acuan dan pedoman bagi penulis untuk penelitian skripsi selanjutnya adalah sebagaimana dilakukan oleh Adi.s Widjojo dan Weman Suardy (2009) dengan judul : Analisis Strategi Pelayanan Oleh Front Liner dan pengaruhnya terhadap Kepuasan Nasabah pada PT BANK Central Asia Tbk Capen Mayor Oking. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pelayanan oleh bagian Front liner berpengaruh  terhadap tingkat kepuasan konsumen, mempunyai hubungan yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik dimensi pelayanan yang meliputi : tangible, reliability, responsiveness, assurance dan empaty  maka akan semakin tinggi pula tingkat kepuasan konsumen pada PT. Bank Central Asia Tbk Capen Mayor Oking. Dari hasil analisis regresi, uji parsial dan uji simultan menunjukkan bahwa Pelayanan bada bagian Front Liner mempunyai pengaruh yang lebih dominan terhadap kepuasan konsumen pada PT. Bank Central AsiaTbk. CapenMayorOking.
Sebuah penelitian dengan judul “Pengaruh Variabel Pelayanan Prima terhadap kepuasan konsumen ( studi kasus pada Bank Negara Indonesia Cabang Lajan Margonda Raya) “oleh  Silvester Kukuh Jurusan Ekonomi, Fakultas Manajemen Univesitas Gunadarma. Dengan Abstrak “  Dalam sebuah industri perbankan, pihak Bank harus benar-benar mengetahui dan memahami mengenai perilaku para nasabah, tentang apa yang dibutuhkan dan apa yang diinginkan. Di samping hal tersebut, pihak perbankan harus mampu menganalisis faktor-faktor dari pelayanan prima yang nantinya akan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pelanggan. Jasa pelayanan yang diberikan oleh pihak bank belum cukup hanya sekedar sikap dan tingkah laku para karyawan dalam menghadapi pelanggan, tetapi juga harus mencakup variabel pelayanan prima. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel dalam pelayanan prima (service excellence) terhadap kepuasan konsumen pada Bank Negara Indonesia cabang Jalan Margonda Raya. Variabel-variabel pelayanan prima yang digunakan dalam penelitian ini adalah kemampuan (ability), sikap (attitude), penampilan (appearance), perhatian (attention), tindakan (action) tanggung jawab  (accounttability), kenyamanan, dan ketepatan yang kemudian di jabarkan menjadi beberapa item variabel. Pengujian hipotesa dalam penelitian ini melalui tahapan analisis regresi berganda, yang menyatakan bahwa variabel pelayanan prima secara simultan mempengaruhi kepuasan konsumen pada Bank Negara Indonesia, dimana variabel tanggung jawab mempunyai tingkat hubungan paling kuat / paling signifikan terhadap kepuasan pelanggan, sedangkan  variabel yang mempunyai hubungan terlemah  kurang signifikan dengan kepuasan  pelanggan adalah variabel ketepatan. Kata Kunci : Pelayanan Prima, Kepuasan Konsumen. Hasil Penelitianmenunjukan terdapat pengaruh secara nyata pelayanan prima terhadap kepuasan nasabah Bank Negara Indonesia cabang Jalan Margonda Raya. Sedangkan variabel yang mempunyai hubungan paling kuat / paling signify kan dengan kepuasan pelanggan adalah variabel tanggung jawab dan variabel yang mempunyai hubungan terlemah / kurang signifikan dengan kepuasan pelanggan adalah variabel ketepatan. Saran Dengan hasil kesimpulan tersebut diharapkan perusahaan lebih memperhatikan variabel pelayanan prima yang kurang untuk diperbaiki kembali kinerjanya dan  mempertahankan keunggulan dari variabel yang mempengaruhi kepuasan.



2.5.Kerangka Konseptual




KEPUASAN KONSUMEN
( Y )

PELAYANAN PRIMA
( X )
( Fron Liner )
 

















2.5  Hipotesa Penelitian
Diduga Pelayanan Prima pada bagian Front Liner berpengaruh terhadap kepuasan Konsumen pada PT BPR Swadaya Anak Nagari








BAB III

METODE PENELITIAN

3.1  Metode Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian survey, dengan teknikpengumpulan datanya adalah melalui teknik angket (kuesioner) yang bersifat tertutup,wawancara dan kepustakaan. Teknik angket (kuesioner) yang bersifat tertutupmerupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftarpertanyaan/pernyataan yang alternatif-alternatif jawabannya telah disediakan kepadaresponden dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut (HuseinUmar, 2000). Metode Pengumpulan Data dengan Kuesioner, Wawancara,Kepustakaan,
3.2  Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah tempat dimana kita melakukan penelitian dan didalam proposal ini penulis mangambil tempat di PT BPR Swadaya Anak Nagari Bandarejo.
 3.3 Populasi Dan Sampel
Menurut Sugiyono ( 2008:15115), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan Populasi dalam proposal ini adalah seluruh nasabah PT BPR Swadaya Anak Nagari Bandarejo Sugiyono ( 2008:116), adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Sampel Menurut Sugiyono ( 1008:116 ) sampel adalah bagian  yang dimiliki oleh populasi tersebut. Kriteria yang ditetapkan antara lain : responden adalah pemakai jasa PT BPR Swadaya Anak Nagari dan dalam Proposal  ini akan menggunakan 100 responden.


3.4     Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan datasekunder. Data primer adalah data yang didapatkan oleh peneliti langsung dariobjeknya melalui kuisioner dan wawancara atau observasi.Data sekunder adalah datayang dikumpulkan dan disusun oleh orang lain berupa penelitian sejenis, jurnal-jurnalyang berkaitan, dan data dari internet yang bias digunakan oleh peneliti sebagaireferensi.Pengumpulan data dilakukan dengan:
1.      Observasidan wawancara
Observasi dan wawancara dilakukandengan cara mengadakan pengamatan secaralangsung
dan mengadakan tanya jawabdengan nasabah sebagai pengguna jasa PT BPR SAN,sehingga dapat menganalisis berbagai kegiatan yang dilakukan PT BPR SAN
2.      Kuisener
Kuisener sebagai alat bantu pengumpulan datadisajikan dalam bentukpertanyaan-pertanyaanterkait dengan pelayananyang diterima sehinggaresponden dapat memberikan jawaban atas pertanyaan secara tertulis.
3.      StudiKeperpustakaan
Pengumpulan data dan pencarian informasi dilakukan dengan menelaah buku-buku yang terdapat di perpustakaan, bulletin, data internet, jurnal-jurnaldansumber-sumber lain yang berkaitan dengan penulisan ini
3.5 Defenisi Variabel Operasional
Menurut Indiantoro dan Bambang Supomo (2002:69) definisi dari operasional adalah penentuan construct sehingga menjadi variable yang bisa diukur. Variabel adalah segala sesuatu yang dapat diberi nilai, maka varibel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1.      Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas ( independent ) adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variable lainnya (X) yaitu variable dalam pelayanan prima.
2.      Variabel Tak Bebas (Dependent Variabel)
Variabel tak bebas adalah tipe variabel yang dijelaskan dan dipengaruhi oleh variable independent, dalam hal ini variable dependent (Y) yaitu Kepuasan Nasabah. Untuk keperluan pengujian variable- variabel tersebut perlu dijabarkan kedalam indicator -indikator variabel penelitian yang bersangkutan, yaitu:

Tabel .1 Operasional Variabel dan Indikator Penelitian
Kemampuan (X1)
1.      Karyawan PT BPR SAN memiliki kemampuan /pengetahuan yang memadai mengenai produk-produk layanan bank
2.      Karyawan PT BPR SAN mampu berkomunikasi baik dengan nasabah
3.      Karyawan PT BPR SAN memiliki kemampuan dalam menjelaskan prospek dari PT BPR SAN
.Sikap (X2 )
4.      Sikap karyawan PT BPR SAN dapat membuat nasabah merasa aman bertransaksi.
5.      Karyawan PT BPR SAN selalu bersikap ramah dan sopan terhadap nasabah.
6.      Karyawan PT BPR SAN selalu memberikan sambutan selamat datang pada saat anda datang ke  bank.
7.      Karyawan PT BPR SAN selalu memberikan perhatian penuh terhadap keperluan nasabah dalam bertransaksi.
Penampilan (X3)
8.      Karyawan PT BPR SAN berpenampilan rapi dan sopan setiap bekerja.
9.      Karyawan PT BPR SAN tidak memakai aksesoris yang berlebihan saat bekerja.
Perhatian (X4)
10.  Karyawan PT BPR SAN selalu memberikan perhatian atas kebutuhan dan keperluan nasabah.
11.  Karyawan PT BPR SAN selalu senantiasa membantu nasabah yang menghadapi masalah dalam bertransaksi.
12.  Karyawan PT BPR SAN selalu menjalin hubungan dengan nasabah secara baik dan terus menerus.
13.  Karyawan PT BPR SAN selalu bersedia meluangkan waktu menanggapi permintaan nasabah.
Tindakan (X5)
10.  Karyawan PT BPR SAN memberikan tindakan yang cepat dan tanggap dalam merespon keluhan nasabah.
11.  Karyawan PT BPR SAN tidak pernah menyatakan sibuk dalam melayani nasabah.
12.  Karyawan PT BPR SAN memberikan solusi yang cepat dan tepat dalam memecahkan masalah nasabah.
13.  Karyawan PT BPR SAN memiliki tindakan yang luwes dan cekatan dalam melayani.
20. Karyawan PT BPR SAN tidak memilih-milih nasabah yang akan dilayani.
Tanggung Jawab (X6)
21.  Karyawan PT BPR SAN tidak istirahat saat sedang melayani nasabah.
22.  Karyawan PT BPR SAN memberikan kemudahan prosedur pelayanan kepada nasabah.
23.  Karyawan PT BPR SAN dapat dipercaya dalam mengelola uang dan menjamin keamanan nasabah.
24.  Karyawan PT BPR SAN berusaha tidak untuk tidak melakukan kesalahan.
Kepuasan (Y)
25.  Selama menabung di PT BPR SAN saya merasa puas atas pelayanan yangdiberikan oleh karyawan PT BPR SAN.
26.  Saya akan merekomendasikan PT BPR SAN kepada orang lain agarmenabung diPT BPR SAN.
27.  Saya mempunyai keinginan untuk tidak pindah ke Bank lainnya.

3.5.Teknik Analisa Data
Data dalam penelitian ini dianalisisdengan teknik analisisStructuralEquation Modeling(SEM).dan SPSS 16. SEMmampu menganalisis variable laten, indikator, dan kesalahan pengukuran secarabersamaan.
Asumsi-asumsi pengunaan SEM
Ghozali (2008: 16) menyatakan asumsi-asumsi yang harus dipenuhi olehdata penelitian sebelum diolah dengan SEM:
1.      Ukuran Sampel
Model estimasi menggunakanMaximum Likelihood(ML) dengan  ukuransampel direkemondasikan antara 100 sampai 200 sampel.
2.      UjiNormalitasData
Suatu distribusi data yang tidak membentuk distribusi normal, maka datatersebut dikhawatirkan menjadi bias. Distribusi datadikatakan normalpada tingkat signifikansi 0,01, jikaCritical Ratioa(CR),skewenes`57(kemiringan), atau CRcurtosis(keruncingan) tidak lebih dari ± 2,58(Santoso, 2011: 79).
3.      UjiOutliers
Outliersadalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim baiksecara univariat maupun multivariat, karena kombinasi karakteristik unikyang dimiliki dan terlihat sangat jauh berbeda dari observasi-observasilainnya(Ferdinand, 2002: 52).Outliersdapat dilihat denganmenggunakan ujiMahalanobis Distancepada hasilanalisis data yaituobservations farthest from the centroid, yang menunjukkan seberapa jauhsebuah data dari pusat titik tertentu (Santoso, 2007: 75). Deteksi terhadaptmultivariate outliers
dilakukan dengan memperhatikan hasil ujiobservations farthest from the centroid. Kriteria yang digunakan adalahberdasarakan nilai Chi-quare pada derajat kebebbasan (
degree offreedom), yaitu jumlah indikator pada tingkat signifikansi denganp<0,001. Apabila nilaiMahalanobis dsquaredlebih bear dari nilaiMahalanobistable, mada data tersebut adalahmultivariater outliersyangharus dikeluarkan (Ghozali, 2008: 228).
4.      Uji Multikolinearitas
Asumsimulticollinearitymengharuskan tidak adanya korelasi yangsempurna atau besar diantarakonstruk – konstrukindependen.Multikolinearitas dapat dideteksi dari determinan matriks kovarian.Pengujian terhadap gejala multikoliniearitas antar dimensi adalah apabilakorelasi antar dimensi atau konstruk < 0,85(Ferdinand, 2002:54).`58.








Daftar Pustaka
Amin, M dan Isa, Z. 2008.An examination of the relationship between servicequality perception and customer satisfaction (a SEM approach towardsMayaysian Islamic Bankig) ,International Journalof Islamic and MiddleEastern Finance and ManagemenVol. 1 No. 3. pp. 191-209 1753-8394.
Anonim. 2010.Statistik Ekonomi Keungan Daerah Provinsi Bali, Bank Indonesia:Direktorat statistik Ekonomi dan Moneter,Maret,Vol. 10.No. 3
---------. 2007. Selayang Pandang.(online), (www.karangasemkab.go.id)
---------.2005.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999Tentang Bank Indonesia Sebagaimana TelahDiubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3Tahun 2004. Direktorat HukumBank Indonesia
--------. 2010.Data NasabahPT BPR SAN.Evaluasibulanan Kantor PT BPR SAN
-------- 2011.Melayani Nasabah dengan Hatidan Karakter.(online),(http://the-marketeers.com/archives/melayani-nasabah-dengan-hati-dan-arakter.html).Babin, B. J., Lee, Y. K., Kim, E. J., dan Griffin, M. 2005.
 



No comments:

Post a Comment